skip to main |
skip to sidebar
15 April 2014 Bulan Berwarna `Merah Darah`, Pertanda Kiamat?
15 April 2014 Bulan Berwarna `Merah Darah`, Pertanda Kiamat?
Sebuah fenomena alam menarik akan terjadi pada 14-15 April 2014 malam.
Saat itu, akan terjadi gerhana bulan. Sebelum tengah malam, satelit
Bumi itu akan berwarna kemerahan. Seperti darah (blood moon).
Gerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses'
tahun 2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup
langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini
hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami
dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya
komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru,
yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal,
pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur
selama ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke
depan," demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education,
seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian
astronomi hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang
terjadi selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa
jam melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus
dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di
sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang
tak pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak
hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai
pertanda bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom.
Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai
nama alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti
Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam
musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi.
Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari
cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan
polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah
oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya
Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir
hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna
persis dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal
tersebut sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah
gerhana bulan tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit,
seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak
terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut
gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi --
yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2
gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup
bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan
yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap
dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember
2011.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/203511....VxLF1h67.dpuf
Sebuah fenomena alam menarik akan terjadi pada 14-15 April 2014 malam.
Saat itu, akan terjadi gerhana bulan. Sebelum tengah malam, satelit Bumi
itu akan berwarna kemerahan. Seperti darah (blood moon).
Gerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4
gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses' tahun
2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup langka.
Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini hanya akan
terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is
About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang
menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal
kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami
dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya komet.
Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru, yang akan
menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal,
pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur selama
ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke depan,"
demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education, seperti
Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian astronomi
hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang terjadi
selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa jam
melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus
dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di
sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang tak
pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak
hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai pertanda
bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom. Kalaupun
menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai nama
alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti Harvest
Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam
musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi.
Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari
cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan
polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah
oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya
Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir
hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna persis
dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal tersebut
sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah gerhana bulan
tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit,
seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak
terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut
gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi --
yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2
gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup
bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan
yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap
dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember
2011. liputan6.com
Sebuah fenomena alam menarik akan terjadi pada 14-15 April 2014 malam.
Saat itu, akan terjadi gerhana bulan. Sebelum tengah malam, satelit
Bumi itu akan berwarna kemerahan. Seperti darah (blood moon).
Gerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses'
tahun 2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup
langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini
hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami
dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya
komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru,
yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal,
pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur
selama ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke
depan," demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education,
seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian
astronomi hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang
terjadi selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa
jam melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus
dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di
sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang
tak pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak
hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai
pertanda bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom.
Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai
nama alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti
Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam
musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi.
Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari
cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan
polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah
oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya
Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir
hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna
persis dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal
tersebut sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah
gerhana bulan tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit,
seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak
terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut
gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi --
yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2
gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup
bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan
yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap
dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember
2011.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/203511....VxLF1h67.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar