"Asteroid 2014 AA jatuh dan
meledak di atas Samudera
Atlantik"
Asteroid ini baru saja
ditemukan pada 1 Januari
2014 pukul 08:16 WIB oleh
astronom Richard Kowalski
yang menjadi bagian sistem
pemantauan langit Catalina Sky Survey. Asteroid 2014
AA kemudian diketahui
memiliki perihelion 0,92 SA
(satuan astronomi) dan
aphelion 1,41 SA dengan
periode 1,26 tahun dan diameter sekitar 2,7 meter.
Konfigurasi orbitnya
demikian rupa sehingga
berpotongan dengan orbit
Bumi, membuat asteroid ini
berpeluang untuk bertabrakan dengan Bumi.
Berdasarkan profil orbitnya,
tabrakan akan terjadi hanya
dalam 22 jam setelah asteroid
ditemukan. Data 3 stasion infrasonik
bagian jejaring CTBTO
(Comprehensive nuclear Test
Ban Treaty Organization) di
bawah payung PBB
memastikan asteroid 2014 AA memang menghantam
Bumi pada 2 Januari 2014
sekitar pukul 10:00 WIB. Titik
hantaman ada di Samudera
Atlantik bagian tengah, di
sekitar koordinat 12 LU 40 BB atau 3.000 km di sebelah
timur Caracas (Venezuela).
Energi hantamannya sekitar 1
kiloton TNT (1/20 energi
ledakan bom nuklir
Hiroshima). Analisis kasar yang saya
kerjakan menunjukkan
asteroid 2014 AA mungkin
bermassa sekitar 38 ton dan
melejit ke dalam atmosfer
Bumi pada kecepatan 15 km/ detik. Asteroid lantas
berubah meteor sangat
terang (fireball) yang pada
puncaknya sempat mencapai
magnitudo semu -9,7 atau
setara dengan terangnya Bulan dalam fase separuh.
Meteor terang ini nampaknya
mulai terpecah-belah di
ketinggian sekitar 45 km dpl
(dari paras laut rata-rata) dan
selanjutnya meledak di atas ketinggian 37 km dpl. So
asteroidnya terlalu kecil
untuk jatuh ke muka Bumi
dengan ukuran yang
signifikan. Ini mirip dengan
peristiwa Chelyabinsk (Rusia) pada 15 Februari 2013 lalu,
namun dengan tingkat energi
jauh lebih kecil, yakni 'hanya'
1/500 kali lipatnya. Dengan
titik ledak setinggi itu, tak
ada hempasan gelombang kejut yang berdampak
signifikan di permukaan
Bumi. Namun ada bagian-
bagian meteor terang yang
masih tersisa dan selanjutnya
jatuh ke Samudera Atlantik sebagai meteorit. Dampaknya? Dengan energi
'sekecil' itu, tak ada dampak
signifikan yang terjadi di
Samudera Atlantik di lokasi
titik ledaknya, apalagi di
daratan terdekat.
Source : Ma'rufin Sudibyo..
meledak di atas Samudera
Atlantik"
Asteroid ini baru saja
ditemukan pada 1 Januari
2014 pukul 08:16 WIB oleh
astronom Richard Kowalski
yang menjadi bagian sistem
pemantauan langit Catalina Sky Survey. Asteroid 2014
AA kemudian diketahui
memiliki perihelion 0,92 SA
(satuan astronomi) dan
aphelion 1,41 SA dengan
periode 1,26 tahun dan diameter sekitar 2,7 meter.
Konfigurasi orbitnya
demikian rupa sehingga
berpotongan dengan orbit
Bumi, membuat asteroid ini
berpeluang untuk bertabrakan dengan Bumi.
Berdasarkan profil orbitnya,
tabrakan akan terjadi hanya
dalam 22 jam setelah asteroid
ditemukan. Data 3 stasion infrasonik
bagian jejaring CTBTO
(Comprehensive nuclear Test
Ban Treaty Organization) di
bawah payung PBB
memastikan asteroid 2014 AA memang menghantam
Bumi pada 2 Januari 2014
sekitar pukul 10:00 WIB. Titik
hantaman ada di Samudera
Atlantik bagian tengah, di
sekitar koordinat 12 LU 40 BB atau 3.000 km di sebelah
timur Caracas (Venezuela).
Energi hantamannya sekitar 1
kiloton TNT (1/20 energi
ledakan bom nuklir
Hiroshima). Analisis kasar yang saya
kerjakan menunjukkan
asteroid 2014 AA mungkin
bermassa sekitar 38 ton dan
melejit ke dalam atmosfer
Bumi pada kecepatan 15 km/ detik. Asteroid lantas
berubah meteor sangat
terang (fireball) yang pada
puncaknya sempat mencapai
magnitudo semu -9,7 atau
setara dengan terangnya Bulan dalam fase separuh.
Meteor terang ini nampaknya
mulai terpecah-belah di
ketinggian sekitar 45 km dpl
(dari paras laut rata-rata) dan
selanjutnya meledak di atas ketinggian 37 km dpl. So
asteroidnya terlalu kecil
untuk jatuh ke muka Bumi
dengan ukuran yang
signifikan. Ini mirip dengan
peristiwa Chelyabinsk (Rusia) pada 15 Februari 2013 lalu,
namun dengan tingkat energi
jauh lebih kecil, yakni 'hanya'
1/500 kali lipatnya. Dengan
titik ledak setinggi itu, tak
ada hempasan gelombang kejut yang berdampak
signifikan di permukaan
Bumi. Namun ada bagian-
bagian meteor terang yang
masih tersisa dan selanjutnya
jatuh ke Samudera Atlantik sebagai meteorit. Dampaknya? Dengan energi
'sekecil' itu, tak ada dampak
signifikan yang terjadi di
Samudera Atlantik di lokasi
titik ledaknya, apalagi di
daratan terdekat.
Source : Ma'rufin Sudibyo..
0 komentar:
Posting Komentar